Sekarang saya akan sedikit menggambarkan alasan mengapa kita perlu
peduli Suriah? Mungkin sebagaian dari kita akan berkata “ bukankah
banyak juga ummat Islam yang perlu bantuan, kenapa harus Suriah?”
Berikut ini alasannya.
1. Jelasnya Antara Haq dan Batil
Perang Suriah adalah perang yang dilatar belakangi faktor Ideologi sedangkan faktor yang lain hanya sekedar bumbu saja. Perang antara kaum Muslim dengan Syiah Nushairiyah atau lebih dikenal dengan Alawi.
Alawi adalah salah satu sekte atau aliran syiah yang cukup sinkretis karena juga menyerap beberapa unsur keagamaan lain di sekitarnya mulai dari kekeristenan, zoroastrianisme hingga paganisme. Alawi punya keyakinan reinkarnasi yaitu pada saat seseorang wafat, ia dapat berubah wujud menjadi mahluk lain. Keyakinan ini jelas tidak dikenal dalam Islam pada umumnya. Ini semacam kepercayaan akan ajaran reinkarnasi yang mungkin diadopsi dari kepercayaan pra-Islam di sekitar Suriah.
Alawi secara harfiah berarti “mereka yang menganut ajaran Ali”. Aliran ini tumbuh dan berkembang di Suriah. Di negara itu ada sekitar 1,5 juta orang pemeluk alawi dari 22, 5 juta penduduknya. Tetapi walaupun minoritas tetapi kelompok Alawwi ini yang menguasai pemerintahan. Tidak hanya itu kebatilan yang di anut oleh Bashar Asaad dan kroninya. Mereka juga mengahalangi kaum Muslim untuk beribadah seperti shalat dan puasa. Sebagaimana yang diungkapkan mantan tentara Bashar bahwa jika mereka ketahuan menjalankan Shalat atau Puasa mereka akan mendapatkan sanksi militer.
Jadi sudah sangat jelas bahwa perang Suriah bukan perang saudara antara sesama Muslim, tetapi perang umat Muslim dengan orang kafir Musuh Allah Subahanahu Wa Ta’ala.
Perang Suriah adalah perang yang dilatar belakangi faktor Ideologi sedangkan faktor yang lain hanya sekedar bumbu saja. Perang antara kaum Muslim dengan Syiah Nushairiyah atau lebih dikenal dengan Alawi.
Alawi adalah salah satu sekte atau aliran syiah yang cukup sinkretis karena juga menyerap beberapa unsur keagamaan lain di sekitarnya mulai dari kekeristenan, zoroastrianisme hingga paganisme. Alawi punya keyakinan reinkarnasi yaitu pada saat seseorang wafat, ia dapat berubah wujud menjadi mahluk lain. Keyakinan ini jelas tidak dikenal dalam Islam pada umumnya. Ini semacam kepercayaan akan ajaran reinkarnasi yang mungkin diadopsi dari kepercayaan pra-Islam di sekitar Suriah.
Alawi secara harfiah berarti “mereka yang menganut ajaran Ali”. Aliran ini tumbuh dan berkembang di Suriah. Di negara itu ada sekitar 1,5 juta orang pemeluk alawi dari 22, 5 juta penduduknya. Tetapi walaupun minoritas tetapi kelompok Alawwi ini yang menguasai pemerintahan. Tidak hanya itu kebatilan yang di anut oleh Bashar Asaad dan kroninya. Mereka juga mengahalangi kaum Muslim untuk beribadah seperti shalat dan puasa. Sebagaimana yang diungkapkan mantan tentara Bashar bahwa jika mereka ketahuan menjalankan Shalat atau Puasa mereka akan mendapatkan sanksi militer.
Jadi sudah sangat jelas bahwa perang Suriah bukan perang saudara antara sesama Muslim, tetapi perang umat Muslim dengan orang kafir Musuh Allah Subahanahu Wa Ta’ala.
2. Mereka Muslim
Allah Ta’ala berfirman:
إِخْوَةٌ الْمُؤْمِنُونَ إِنَّمَا
“Sesungguhnya kaum mukminin itu adalah bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10).
Kiranya ayat di atas sudah menggambarkan betapa kuatnya ikatan persaudaraan karena Dien. Bahkan, persaudaraan itu lebih kuat dibandingkan dengan persaudaraan ikatan darah. Hal ini juga diperkuat dengan hadist Nabi Solallohu Alaihi Wasalam.
"Tidak beriman seorang muslim itu sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri" (Hadis Riwayat al-Bukhari)
Maka sungguh, setiap kaum Muslim adalah saudara kita yang wajib kita cintai sebagaimana diri kita. Penderitaan Muslim suriah adalah penderitaan kaum Muslimin semua. Perjuangan mereka juga perjuangan kita. Marilah sedikit kita peduli terhadap mereka walau hanya dengan sebait doa.
Allah Ta’ala berfirman:
إِخْوَةٌ الْمُؤْمِنُونَ إِنَّمَا
“Sesungguhnya kaum mukminin itu adalah bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10).
Kiranya ayat di atas sudah menggambarkan betapa kuatnya ikatan persaudaraan karena Dien. Bahkan, persaudaraan itu lebih kuat dibandingkan dengan persaudaraan ikatan darah. Hal ini juga diperkuat dengan hadist Nabi Solallohu Alaihi Wasalam.
"Tidak beriman seorang muslim itu sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri" (Hadis Riwayat al-Bukhari)
Maka sungguh, setiap kaum Muslim adalah saudara kita yang wajib kita cintai sebagaimana diri kita. Penderitaan Muslim suriah adalah penderitaan kaum Muslimin semua. Perjuangan mereka juga perjuangan kita. Marilah sedikit kita peduli terhadap mereka walau hanya dengan sebait doa.
3. Mereka Berjuang untuk Allah
Tahun 2011 merupakan awal Revolusi Islam babak baru di Jazirah Arab atau lebih dikenal dengan istilah “Arab Springs” yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya sampai Suriah. Akan tetapi, ada perbedaan mendasar antara revolusi Suriah dengan yang lainya. Revolusi di Tunisia, Mesir dan Libya adalah revolusi untuk kepentingan diri mereka sendiri, tetapi revolusi di Suriah adalah revolusi untuk Allah, untuk ummat Islam secara keseuruhan.
Berikut saya kutip beberapa keterangan yang memperkuat hal itu.
“Hasil Studi terbaru oleh IHS Jane’s, sebuah konsultan pertahanan, menyatakan bahwa kelompok perlawanan jihad di Suriah didominasi oleh kelompok-kelompok Islam yang menginginkan Khilafah. Inilah yang membuat Barat tidak sungguh-sungguh melangserkan rezim Basyar Assad.
Kelompok perlawanan yang didominasi oleh pejuang Islam, telah menimbulkan ketakutan Barat akan jatuhnya senjata-senjata strategis ke tangan mereka.
Dalam laporan Lembaga konsultan pertahanan itu seperti yang dilansir www.telegraph.do.uk (15/9), disebutkan adanya ketakutan bahwa perlawanan terhadap rezim Assad akan semakin didominasi oleh kelompok Islam yang mereka tuding ekstrimis”.
Kemudian beberapa kutipan berkaitan dengan yel-yel rakyat Suriah.
Tahun 2011 merupakan awal Revolusi Islam babak baru di Jazirah Arab atau lebih dikenal dengan istilah “Arab Springs” yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya sampai Suriah. Akan tetapi, ada perbedaan mendasar antara revolusi Suriah dengan yang lainya. Revolusi di Tunisia, Mesir dan Libya adalah revolusi untuk kepentingan diri mereka sendiri, tetapi revolusi di Suriah adalah revolusi untuk Allah, untuk ummat Islam secara keseuruhan.
Berikut saya kutip beberapa keterangan yang memperkuat hal itu.
“Hasil Studi terbaru oleh IHS Jane’s, sebuah konsultan pertahanan, menyatakan bahwa kelompok perlawanan jihad di Suriah didominasi oleh kelompok-kelompok Islam yang menginginkan Khilafah. Inilah yang membuat Barat tidak sungguh-sungguh melangserkan rezim Basyar Assad.
Kelompok perlawanan yang didominasi oleh pejuang Islam, telah menimbulkan ketakutan Barat akan jatuhnya senjata-senjata strategis ke tangan mereka.
Dalam laporan Lembaga konsultan pertahanan itu seperti yang dilansir www.telegraph.do.uk (15/9), disebutkan adanya ketakutan bahwa perlawanan terhadap rezim Assad akan semakin didominasi oleh kelompok Islam yang mereka tuding ekstrimis”.
Kemudian beberapa kutipan berkaitan dengan yel-yel rakyat Suriah.
Syabab.Com - Apakah rakyat Suriah menginginkan demokrasi? Jawabannya
sangat jelas kita dengar langsung dari Allepo (Halab), Suriah. "Rakyat
ingin Khilafah sekali lagi!" demikian yel-yel yang dinginkan oleh rakyat
Suriah.
Percaya tidak percaya, revolusi di bumi Syam memang mengarah kepada Islam, bukan demokrasi seperti yang diberitakan media Barat. Ribuan kaum Muslim di Allepo (Halab) Suriah kembali menguatkan apa yang diinginkan rakyat Suriah, yaitu Khilafah yang baru.
"Dengarlah wahai dunia apa yang rakyat inginkan, rakyat menginginkan khilafah baru," kata Revolusi Pemuda Pembebasan Suriah dalam halaman pagenya (Tahrir.Syria2011).
"Wahai Arab, wahai muslim, takutlah, takutlah karena rakyat Suriah. Demi Allah, kekecewaan anda diharamkan, jadi apa yang rakyat Suriah inginkan," kata pemimpin aksi massa di hadapan ribuan penduduk dalam aksi Jumat "Jika mereka meminta pertolongan kepada dalam agama maka kamu wajib memberikan pertolongan", 09/03/2012.
Massa pun serentak meneriakkan jawabannya berulang kali dengan yel-yel, "Rakyat, ingin Khilafah sekali lagi! Rakyat ingin Khilafah sekali lagi!".
Selain itu sobat muda juga bisa melihat yel-yel mereka di youtube. Subhallah !!
Percaya tidak percaya, revolusi di bumi Syam memang mengarah kepada Islam, bukan demokrasi seperti yang diberitakan media Barat. Ribuan kaum Muslim di Allepo (Halab) Suriah kembali menguatkan apa yang diinginkan rakyat Suriah, yaitu Khilafah yang baru.
"Dengarlah wahai dunia apa yang rakyat inginkan, rakyat menginginkan khilafah baru," kata Revolusi Pemuda Pembebasan Suriah dalam halaman pagenya (Tahrir.Syria2011).
"Wahai Arab, wahai muslim, takutlah, takutlah karena rakyat Suriah. Demi Allah, kekecewaan anda diharamkan, jadi apa yang rakyat Suriah inginkan," kata pemimpin aksi massa di hadapan ribuan penduduk dalam aksi Jumat "Jika mereka meminta pertolongan kepada dalam agama maka kamu wajib memberikan pertolongan", 09/03/2012.
Massa pun serentak meneriakkan jawabannya berulang kali dengan yel-yel, "Rakyat, ingin Khilafah sekali lagi! Rakyat ingin Khilafah sekali lagi!".
Selain itu sobat muda juga bisa melihat yel-yel mereka di youtube. Subhallah !!
4. Pendapat Ulama
Mengenai perang Suriah sungguh menyita perhatian ummat Muslim di penjuru dunia. Banyak ulama yang memberikan pendapat yang pada intinya mendukung perjuangan rakyat Suriah. Berikut beberapa pendapat ulama mengenai perang di Suriah.
Asy-Syaikh Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
Asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah berkata,
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاةُ وَالسّلامُ عَلى رَسُولِ اللهِ، وعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اتَّبَعَ هُداهُ
Aku menghimbau kepada Ahlus Sunnah di Kerajaan Saudi Arabia dan Negara-negara lainnya untuk peduli terhadap saudara-saudara mereka Ahlus Sunnah di Suriah, dengan mengulurkan bantuan untuk mereka, terutama para korban dan terlantar.
disampaikan oleh Mu’adz bin Yusuf asy-Syammari
(direkam malam 28 Ramadhan 1434 H / 6 Agustus 2013 M)
http://www.alwaraqat.net/content.php?5137
* * *
Kemudian, keesokan harinya ketika diklarifikasi kembali tentang himbauan tersebut, maka Asy-Syaikh Rabi’ menjawab, “Ya, memang demikian. Siapapun yang bertanya (tentang masalah ini) niscaya aku jawab dengan jawaban yang sama.” Beliau juga menambahkan, “Kepada segenap Ahlus Sunnah agar membantu rakyat Suriah sesuai kemampuannya. Hendaknya menyalurkan bantuan tersebut melalui lembaga khusus/resmi yang benar-benar bisa menyampaikan dana bantuan kepada orang-orang yang berhak.”disampaikan oleh Abu Ziyad Khalid Baqais(29 Ramadhan 1434 H / 7 Agustus 2013 M)
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=139103
Mengenai perang Suriah sungguh menyita perhatian ummat Muslim di penjuru dunia. Banyak ulama yang memberikan pendapat yang pada intinya mendukung perjuangan rakyat Suriah. Berikut beberapa pendapat ulama mengenai perang di Suriah.
Asy-Syaikh Al-’Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
Asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah berkata,
الْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاةُ وَالسّلامُ عَلى رَسُولِ اللهِ، وعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ اتَّبَعَ هُداهُ
Aku menghimbau kepada Ahlus Sunnah di Kerajaan Saudi Arabia dan Negara-negara lainnya untuk peduli terhadap saudara-saudara mereka Ahlus Sunnah di Suriah, dengan mengulurkan bantuan untuk mereka, terutama para korban dan terlantar.
disampaikan oleh Mu’adz bin Yusuf asy-Syammari
(direkam malam 28 Ramadhan 1434 H / 6 Agustus 2013 M)
http://www.alwaraqat.net/content.php?5137
* * *
Kemudian, keesokan harinya ketika diklarifikasi kembali tentang himbauan tersebut, maka Asy-Syaikh Rabi’ menjawab, “Ya, memang demikian. Siapapun yang bertanya (tentang masalah ini) niscaya aku jawab dengan jawaban yang sama.” Beliau juga menambahkan, “Kepada segenap Ahlus Sunnah agar membantu rakyat Suriah sesuai kemampuannya. Hendaknya menyalurkan bantuan tersebut melalui lembaga khusus/resmi yang benar-benar bisa menyampaikan dana bantuan kepada orang-orang yang berhak.”disampaikan oleh Abu Ziyad Khalid Baqais(29 Ramadhan 1434 H / 7 Agustus 2013 M)
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=139103
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah
Ada seorang bertanya kepada Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah, “Semoga Allah mencurahkan kebaikan-Nya kepada anda, apakah yang mampu diperbuat olehnya dalam rangka membantu saudara-saudaranya di Suriah dan di Syam? Apakah wajib untuk berjihad di masa seperti ini ataukah tidak?”
Beliau menjawab, “Jihad -maksudnya jihad menyerang, bukan membela diri, pent- menjadi wajib jika diserukan oleh waliyul amr/pemerintah. Apabila pemerintah kaum muslimin menyerukan dan menyiapkan bala tentara dalam rangka jihad ketika itulah wajib atas orang yang memiliki kemampuan dan diperintahkan imam/pemerintah untuk berangkat.
Sebagaimana disebutkan, “Jika kalian diperintahkan untuk berangkat [jihad] berangkatlah!”. Allah juga berfirman (yang artinya), “Mengapakah kalian ini tatkala dikatakan kepada kalian; berangkatlah kalian untuk berperang di jalan Allah lantas kalian justru merasa berat seolah tidak bisa mengangkat kaki dari tanah.”
Jihad harus berada di bawah bendera pemerintah muslim. Adapun tindakan yang bersifat perorangan -demikian pula kelompok selain negara, pent- dimana masing-masing mengambil pedang dan senjata, maka yang semacam ini tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebab hal itu hanya akan menumpahkan darah, tidak membuahkan persatuan kalimat, dan tidak membuahkan apa-apa. Hal ini adalah sesuatu yang telah terbukti dan nyata.
Kewajiban kita adalah mendoakan saudara-saudara kita kaum muslimin [di sana]; mendoakan kemenangan bagi mereka. Kita doakan semoga Allah berikan taufik kepada mereka. Hendaknya kita juga mendoakan kekalahan atas orang-orang yang bertindak zalim kepada mereka….” (sumber fatwa: http://www.al-afak.com, rekaman berjudul ‘Maa Nastathi’uhu li Ikhwanina fi Suuriya’)
Ada seorang bertanya kepada Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah, “Semoga Allah mencurahkan kebaikan-Nya kepada anda, apakah yang mampu diperbuat olehnya dalam rangka membantu saudara-saudaranya di Suriah dan di Syam? Apakah wajib untuk berjihad di masa seperti ini ataukah tidak?”
Beliau menjawab, “Jihad -maksudnya jihad menyerang, bukan membela diri, pent- menjadi wajib jika diserukan oleh waliyul amr/pemerintah. Apabila pemerintah kaum muslimin menyerukan dan menyiapkan bala tentara dalam rangka jihad ketika itulah wajib atas orang yang memiliki kemampuan dan diperintahkan imam/pemerintah untuk berangkat.
Sebagaimana disebutkan, “Jika kalian diperintahkan untuk berangkat [jihad] berangkatlah!”. Allah juga berfirman (yang artinya), “Mengapakah kalian ini tatkala dikatakan kepada kalian; berangkatlah kalian untuk berperang di jalan Allah lantas kalian justru merasa berat seolah tidak bisa mengangkat kaki dari tanah.”
Jihad harus berada di bawah bendera pemerintah muslim. Adapun tindakan yang bersifat perorangan -demikian pula kelompok selain negara, pent- dimana masing-masing mengambil pedang dan senjata, maka yang semacam ini tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebab hal itu hanya akan menumpahkan darah, tidak membuahkan persatuan kalimat, dan tidak membuahkan apa-apa. Hal ini adalah sesuatu yang telah terbukti dan nyata.
Kewajiban kita adalah mendoakan saudara-saudara kita kaum muslimin [di sana]; mendoakan kemenangan bagi mereka. Kita doakan semoga Allah berikan taufik kepada mereka. Hendaknya kita juga mendoakan kekalahan atas orang-orang yang bertindak zalim kepada mereka….” (sumber fatwa: http://www.al-afak.com, rekaman berjudul ‘Maa Nastathi’uhu li Ikhwanina fi Suuriya’)
5. Nubuwwah Nabi
Inilah yang menjadi alasan terkuat mengapa kita harus membela Muslimin Suriah. Nubuwwah atau kabar dari Nabi Solallohu Alaihi Wasalam. Sampai suatu ketika, Al-Irbad bin Sariyah meriwayatkan dari Nabi Shallahu alaihi wa salam, bahwa beliau berkhotbah dihadapan kaum muslimin, “Wahai manusia. Tak lama lagi, kalian akan menjadi tentara di kirim ke pelbagai wilayah,yaitu tentara yang berjuang di Syam, tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang berjuang di Yaman”. Kaum muslimin menyambutnya dengan penuh suka cita. Mereka akan menjadi para pembebas, yang membebaskan wilayah-wilayah yang luas, dan nantinya menjadi bagian wilayah Islam, yang sudah dibebaskan.
Mendengar khotbah Rasulullah shallahu alaihi was salam, Ibnu Hawalah berkata : “Ya Rasulullah, jika akau sampai pada masa itu, pilihkan untukku, ke kelompok tentara yang berangkat ke mana sebaiknya aku ikut?”. Selanjutnya, Nabi Shallahu alaihi wa salam, bersabda : ”Aku memilihkan Syam untukmu, karena Syam adalah pilihan kaum muslimin dan negeri pilihan Allah. Dia mengumpulkan di sana makhluk-Nya yang terpilih. JIka enggan ke sana, hendaknya pergi ke Yaman. Dan, diberi minum dengan gidirnya. Karena hal itu juga mencukupi (setara)bagiku, dari Syam dan penduduknya”. (HR.Ath-Thabrani dan al-Bazzaar). Kala itu, yang dimaksudkan oleh Baginda Rasulullah shallahu alaihi wa salam, negeri Syam, tak lain adalah wilayah Palestina, dan sekitarnya, yang sekarang termasuk Syria, Palestina, Lebanon, Yordania. Betapa, Rasulullah shallahu alaihi wa salam, menjanjikan tempat yang mulia untuk berjuang membela agama-Nya, di tanah yang merupakan pilihan dalam menegakkan jihad
Inilah yang menjadi alasan terkuat mengapa kita harus membela Muslimin Suriah. Nubuwwah atau kabar dari Nabi Solallohu Alaihi Wasalam. Sampai suatu ketika, Al-Irbad bin Sariyah meriwayatkan dari Nabi Shallahu alaihi wa salam, bahwa beliau berkhotbah dihadapan kaum muslimin, “Wahai manusia. Tak lama lagi, kalian akan menjadi tentara di kirim ke pelbagai wilayah,yaitu tentara yang berjuang di Syam, tentara yang berjuang di Iraq, dan tentara yang berjuang di Yaman”. Kaum muslimin menyambutnya dengan penuh suka cita. Mereka akan menjadi para pembebas, yang membebaskan wilayah-wilayah yang luas, dan nantinya menjadi bagian wilayah Islam, yang sudah dibebaskan.
Mendengar khotbah Rasulullah shallahu alaihi was salam, Ibnu Hawalah berkata : “Ya Rasulullah, jika akau sampai pada masa itu, pilihkan untukku, ke kelompok tentara yang berangkat ke mana sebaiknya aku ikut?”. Selanjutnya, Nabi Shallahu alaihi wa salam, bersabda : ”Aku memilihkan Syam untukmu, karena Syam adalah pilihan kaum muslimin dan negeri pilihan Allah. Dia mengumpulkan di sana makhluk-Nya yang terpilih. JIka enggan ke sana, hendaknya pergi ke Yaman. Dan, diberi minum dengan gidirnya. Karena hal itu juga mencukupi (setara)bagiku, dari Syam dan penduduknya”. (HR.Ath-Thabrani dan al-Bazzaar). Kala itu, yang dimaksudkan oleh Baginda Rasulullah shallahu alaihi wa salam, negeri Syam, tak lain adalah wilayah Palestina, dan sekitarnya, yang sekarang termasuk Syria, Palestina, Lebanon, Yordania. Betapa, Rasulullah shallahu alaihi wa salam, menjanjikan tempat yang mulia untuk berjuang membela agama-Nya, di tanah yang merupakan pilihan dalam menegakkan jihad
Bumi Syam adalah bumi yang diberkahi. Beberapa ayat Al-Qur’an
menjelaskan hal tersebut, seperti QS At Tien ayat 1-2, QS Al Isro ayat
1, QS Al Maidah ayat 21, dan QS Al Anbiya ayat 71.
“Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Lut ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam (Negeri Syam, termasuk di dalamnya Palestina. Allah memberkahi negeri itu, artinya kebanyakan nabi berasal dari negeri ini dan tanahnya pun subur)” (QS Al-Anbiya : 71)
Kemuliaan bumi Syam, termasuk di dalamnya Palestina dan masjid Al Aqsa tidak diragukan lagi oleh kaum Muslimin. Selain itu, terdapat Nubuwah dari Rasulullah SAW, bahwa akan muncul di bumi Syam, Thoifah Manshuroh, atau Kelompok yang akan mendapatkan kemenangan.
“Awal dimunculkan ad dien (Islam) dari Mekkah dan di akhir masa eksistensinya diperkuat di tangan Al Mahdi di Syam, dan di sana ada Ath-Thoifah Al-Manshuroh hingga datang Hari Kiamat” (Manaqib Syam wa Ahlihi, Hal 73)
Juga dalam hadits berikut :
“Penduduk Gharb (yang berada di arah Barat) akan senantiasa menegakkan kebenaran sampai Kiamat datang”. [HR Muslim 13/68, Nawawi].
Imam Ahmad berkata,”Ahli Gharb adalah penduduk Syam.” Dan jawaban ini disepakati oleh Ibnu Taimiyah dalam Manaqib Syam wa Ahlihi, halaman 76-77
“Dan Kami selamatkan dia (Ibrahim) dan Lut ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam (Negeri Syam, termasuk di dalamnya Palestina. Allah memberkahi negeri itu, artinya kebanyakan nabi berasal dari negeri ini dan tanahnya pun subur)” (QS Al-Anbiya : 71)
Kemuliaan bumi Syam, termasuk di dalamnya Palestina dan masjid Al Aqsa tidak diragukan lagi oleh kaum Muslimin. Selain itu, terdapat Nubuwah dari Rasulullah SAW, bahwa akan muncul di bumi Syam, Thoifah Manshuroh, atau Kelompok yang akan mendapatkan kemenangan.
“Awal dimunculkan ad dien (Islam) dari Mekkah dan di akhir masa eksistensinya diperkuat di tangan Al Mahdi di Syam, dan di sana ada Ath-Thoifah Al-Manshuroh hingga datang Hari Kiamat” (Manaqib Syam wa Ahlihi, Hal 73)
Juga dalam hadits berikut :
“Penduduk Gharb (yang berada di arah Barat) akan senantiasa menegakkan kebenaran sampai Kiamat datang”. [HR Muslim 13/68, Nawawi].
Imam Ahmad berkata,”Ahli Gharb adalah penduduk Syam.” Dan jawaban ini disepakati oleh Ibnu Taimiyah dalam Manaqib Syam wa Ahlihi, halaman 76-77
Sementara itu kita memahami bahwa Ath-Thoifah Al-Manshuroh yang dimaksud
disini adalah kelompok yang berperang atau Mujahidin, selalu mendapat
petunjuk, dan akan tetap ada hingga Allah SWT mewariskan bumi berserta
isinya.
Sementara itu, beberapa hadits juga menjelaskan bahwa di saat konflik semakin memanas di bumi Syam, maka di saat itulah Khilafah akan muncul.
Rosulullah SAW bersabda :
“Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi),.. Kholiifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung hitung-jumlahnya”. (Shohih Muslim : 5189)
Dari Abi Nadhrah berkata: “Kami sedang berada bersama Jabir bin Abdullah, rodhiyallahu ‘anhuma, dia berkata. (Rasuulullah Saw Bersabda) : “Hampir saja tidak boleh dibawa masuk ke negeri Iraq (diboikot) makanan sepotong roti-pun/(qafizh), diboikot pula masuknya dirham,”. Kami lalu bertanya kepada beliau,:”Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian?’ Dia menjawab, : ” Orang orang ‘Ajam (non Arab, Amerika) yang mem-boikotnya”.
Sementara itu, beberapa hadits juga menjelaskan bahwa di saat konflik semakin memanas di bumi Syam, maka di saat itulah Khilafah akan muncul.
Rosulullah SAW bersabda :
“Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi),.. Kholiifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung hitung-jumlahnya”. (Shohih Muslim : 5189)
Dari Abi Nadhrah berkata: “Kami sedang berada bersama Jabir bin Abdullah, rodhiyallahu ‘anhuma, dia berkata. (Rasuulullah Saw Bersabda) : “Hampir saja tidak boleh dibawa masuk ke negeri Iraq (diboikot) makanan sepotong roti-pun/(qafizh), diboikot pula masuknya dirham,”. Kami lalu bertanya kepada beliau,:”Dari mana (bangsa) yang melakukan demikian?’ Dia menjawab, : ” Orang orang ‘Ajam (non Arab, Amerika) yang mem-boikotnya”.
Kemudiannya Beliau berkata lagi, ” Hampir – hampir saja tidak boleh
dibawa masuk sekeping diinar kepada penduduk Syaam, tidak boleh pula
dibawa masuk (diboikot) kepada penduduk Syaam se-takar-an makanan pun
(mudyun).” Kami bertanya lagi : Dari mana (bangsa ) yang melakukan
demikian ? .. Beliau menjawab : ” Dari bangsa Ruum. (kita tahu Israel
adalah imigran dari Ruum, utamanya dari Eropa, yang datang menjajah
Palestina sejak tahun 1917). Kemudian diam sejenak.
Lalu dia berkata, Bersabda Rasuulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : ” Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi),.. Kholiifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung hitung-jumlahnya. (Shohih Muslim : 5189)
Demikian sobat muda. Mudah-mudahan bermanfaat untuk semua. Wallohu’alam bis Sowab.
Daftar Pustaka :
http://alisonglap.blogspot.com
http://id.wikipedia.org
http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/09/20/gema-khilafah-di-suriah-594245.html
https://www.facebook.com/syababnews/posts/199572056818078
http://revivingsunnah.blogspot.com/2013/08/fatwa-ulama-tentang-konflik-suriah.htm
http://terjemahkitabsalaf.wordpress.com/2013/07/15/fatwa-syaikh-shalih-al-fauzan-tentang-jihad-suriah/
Lalu dia berkata, Bersabda Rasuulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : ” Akan segera tegak berdiri di akhir Ummat-Ku seorang Kholiifah (Beberapa saat, setelah pemboikotan itu terjadi),.. Kholiifah akan membagi bagikan harta, dengan tanpa menghitung hitung-jumlahnya. (Shohih Muslim : 5189)
Demikian sobat muda. Mudah-mudahan bermanfaat untuk semua. Wallohu’alam bis Sowab.
Daftar Pustaka :
http://alisonglap.blogspot.com
http://id.wikipedia.org
http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/09/20/gema-khilafah-di-suriah-594245.html
https://www.facebook.com/syababnews/posts/199572056818078
http://revivingsunnah.blogspot.com/2013/08/fatwa-ulama-tentang-konflik-suriah.htm
http://terjemahkitabsalaf.wordpress.com/2013/07/15/fatwa-syaikh-shalih-al-fauzan-tentang-jihad-suriah/
EmoticonEmoticon