Blog & Blogger: Peran, Tantangan, dan Harapan

Blog mulai dikenal sejak akhir tahun 1990-an. Sebagai sebuah medium berekspresi yang terjangkau, blog mengalami perkembangan yang sangat pesat sampai dengan hari ini.

Bagaimana statistik mengenai blog?

Menurut laporan Technocrati pada Bulan Maret 2005, pengguna blogmencapai 7.8 juta dengan 937 juta link, jumlah tersebut meningkat sekitar 2 kali lipat dalam 5 bulan. Tahun 2007, Technocrati mencatat ada sekitar 112 juta blog. 13 Juli 2009 ditemukan 112.326.499 blog, dan pada 3 Agustus 2010 dilaporkan total terdapat 114.217.571 blog di seluruh dunia.

Bagaimana statistik mengenai blogger dan reader?

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Mei Kobayashi dari Departemen Riset IBM Tokyo (2011), diperoleh data bahwa 12% dari pengguna internet (9% orang dewasa) telah memiliki akun blognya sendiri. Adapun 33% (24% orang dewasa) merupakan pembaca blog. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa hanya 5% blogger yang menulis secara teratur setiap hari dan 11% pembaca yang membaca konten blog setiap harinya.
Pertumbuhan blog lalu merubah cara-cara masyarakat dalam mengakses informasi maupun berinteraksi dengan teman dalam komunitasnya. Interaksi antara blogger dan readers melalui fitur blogcomments merupakan bentuk awal dari jejaring sosial (social networking).
Topik bahasan pada suatu blog amatlah bervariasi, mulai dari publikasi konferensi ilmiah atau penemuan, olahraga, memasak, catatan harian, politik, foto-foto, maupun video. Nowson (2006) menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga kategori blog yaitu: blogselektif (filter blogs), jurnal harian (personal journals), dan blog ilmu pengetahuan (knowledge blogs). 
Blog selektif biasanya menyeleksi konten dalam suatu blog yang dianggap berguna atau layak dimuat. Sedangkan blog ilmu pengetahuan, biasanya  bertujuan untuk memberikan informasi dan berfokus pada suatu topik, produk, atau proyek.

Sejauh manakah peran dari suatu blog?

Edelman (2007) mencatat perkembangan blog di kawasan Asia. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa TV merupakan sumber berita yang paling terpercaya (49%), disusul dengan media internet/web (34%), dan koran (17%). 
Banyak pelaku bisnis, pelaku seni, eksekutif, maupun pemilik perusahaan kini merupakan pemilik blog personal, yang mengaktifkan fitur komentar untuk berinteraksi dengan pembaca. 39% responden yang diteliti mengatakan bahwa mereka membaca blog setidaknya sekali dalam seminggu. Angka ini lebih rendah dari angka pembaca blog di Jepang dan Korea Selatan, namun lebih tinggi dari kawasan Amerika atau Eropa.
Komunitas online blogging memiliki dampak yang besar dalam penyebaran informasi. Bukan hanya informasi berkonsep edukatif, konsep meme yang dikategorikan sebagai gambaran kecil ide/konsep lalu mulai tersebar, memberikan ruang baru dalam fenomena budaya masyarakat. Internet meme lalu mulai dikenal luas pada tahun 2011.
Yang menjadi kunci dari perkembangan blog adalah fitur interaktif dimana setiap pembaca bisa menuliskan komentar pada blogger dan berdiskusi mengenai pengembangan topik pada suatu blog. Pembaca dapat memberikan kritikan, sanggahan, atau link-link yang mampu menambah in depth konten blog yang ditulis oleh blogger.
Peran blog sangatlah luas mengingat jumlah topik bahasan pada suatu blog bisa jadi apa saja, sehingga secara kuantitas menjadi sulit untuk diidentifikasi. Namun, saya mencoba membahasnya dari segi yang saya ketahui saja.
  1. Pendidikan. Blog kini tidak hanya digunakan untuk ajang pertemanan namun juga digunakan untuk mengintegrasikan konsep belajar mengajar pada berbagai bidang studi. Blogdisini dianggap memiliki peranan dalam menciptakan kreativitas, mengembangkan cara berpikir kritis, melatih kebiasaan membaca, serta meningkatkan literasi peserta didik. Guru sebagai instruktur, juga dapat menggunakan media ini untuk melatih keterampilan siswa dalam menulis, menyampaikan gagasan, dan mengkomunikasikan hasil belajar.
  2. Ekonomi. Melihat penggunaan dan peminat blog yang cukup besar, maka kini blog memiliki peran sebagai salah satu media untuk mengenalkan dan memasarkan suatu produk atau inovasi tertentu pada pembaca. Banyak blogger yang kini memanfaatkan blog pribadinya untuk meraih keuntungan finansial. Ada juga blog komunitas seperti Freakonomics, Marginal Revolution, Paul Krugman & Greg Mankiw yang bertujuan untuk memberikan informasi seputar dunia perekonomian.
  3. Politik. Blog dalam ranah komunitas online berperan untuk membentuk opini publik akan suatu hal, topik, maupun kejadian. Oleh karena itu, blog lalu menjadi sarana yang banyak digunakan untuk kepentingan politik, baik melalui kegiatan diskusi, tanya jawab, kampanye, sosialisasi program, atau dukungan terhadap suatu partai politik.
  4. Jurnalisme. Blog dan jurnalisme adalah setali mata uang. Blogmampu melengkapi atau menambah data-data penunjang yang tidak bisa kita temui pada media mainstreamBlogseringkali meliput sesuatu dengan penuh kedalaman; semisal foto-foto asli, detail kegiatan, transkrip percakapan, bahkan rangkuman, dan poin-poin kunci dari sebuah event.
  5. Sosial. Banyak perkumpulan sosial yang dikenal karena publikasi melalui blog, seperti Sokola Rimba yang dipelopori oleh Butet Manurung. Ia mengajar di pelosok hutan, mendidik anak-anak yang tidak bisa sekolah karena keterbatasan fasilitas, dan berbagi melalui blog untuk meraih lebih banyak volunteer dan juga donasi. Ada juga blog milik Kalaweit yang mengulas perlunya kesadaran untuk menjaga kelestarian hewan. 
  6. Sejarah. Disadari atau tidak blog adalah bagian dari sejarah. Blog dapat menghadirkan kembali kisah-kisah masa lalu, yang tidak atau belum terpublikasi secara luas karena adanya pembredelan media. Sebut saja pelanggaran HAM tahun 1965, operasi militer di Aceh, operasi militer di Timor-Timur, atau genosida yang terjadi di Papua pada akhir tahun 1970-an.
  7. Wisata. Hadirnya blog dapat membantu kegiatan promosi suatu kota atau tujuan wisata. Banyaknya blog yang kini mengulas tentang tempat wisata regional maupun internasional, harapannya mampu meningkatkan keinginan pembaca untuk memahami dunia. Masih banyak daerah-daerah wisata baik di Indonesia maupun di dunia yang hingga saat ini masih “hidden” dan belum ter-cover media.

Sejauh manakah peran blogger kini?

Blogger bisa berperan sebagai follower. Dengan menjadi followerblogger dapat memilih dan membaca berita terkait topik yang ia sukai. Blogger juga dapat memberikan masukan terhadap konten suatu blog dengan meninggalkan pesan atau link.
Blogger bisa berperan sebagai trendsetter. Untuk menjadi trendsetterblogger harus memiliki keunikan tertentu, baik gaya penulisan, produk yang diusung, maupun konten yang ditulis. Keunikan ini menjanjikan popularitas, menarik lebih banyak readers dan followers.
Blogger dapat berperan sebagai influencer. Untuk menjadi influencerblogger harus memiliki kemampuan analisis atau keahlian dalam bidang tertentu sehingga konten blog-nya lalu menjadi rujukan dan mampu membentuk opini publik.

Apa sajakah tantangan perkembangan blog?

Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Perlahan namun pasti, masyarakat akan menyadari pentingnya data sebelum mempercayai, menyetujui, atau menolak sesuatu. Semakin banyaknya hoax yang tersebar di sosial media, membuat masyarakat mulai mewaspadai berita yang mereka terima. Disinilah tantangannya.
Sebagaimana yang ditulis oleh Jodi Dean (2010), di Amerika sejak tahun 2007, sudah ada indikasi mengenai “matinya suatu blog”.  Dengan fakta bahwa ada 70 juta blog di Amerika pada tahun 2010, ada kecenderungan bahwa pembaca mulai mengalami kejenuhan. 
Kejenuhan itu ternyata tidak hanya menghinggapi pembaca, namun juga blogger. Setelah sempat mengalami booming pada tahun 2005, dua tahun kemudian, angka pertumbuhan blog tak lagi setinggi dulu.
Banyak blog yang tidak lagi memposting apapun (abandoned blogs). Ada juga blog yang hanya menyisakan satu atau dua halaman, menandai para blogger yang mencoba menulis sesuatu namun akhirnya menemukan hal lain yang lebih menarik perhatiannya (ghost blogs). Tahun 2007 adalah titik dimana blog maupun blogger di Amerika berada pada titik jenuh. 
Pihak penyedia blog, lalu mulai mengiklankan tentang kegunaan bloguntuk menunjang dan memasarkan suatu produk. Dalam sebuah survei yang dilakukan pada tahun 2009, 70% blogger di Amerika hanya menggunakan blog untuk kepentingan pemasaran suatu produk.
Pada tahun 2009, ada anggapan bahwa tulisan yang dipublikasikan pada sebuah blog, seringkali mengganggu, narsis, tidak menarik, bahkan tidak jelas tujuannya. Oleh karena itu, jumlah penggunanya terus mengalami penurunan. 
Sebagaimana komentar jurnalis The Guardian (2010), “Hardly a day goes by without some intellectual or journalist or other member of the only-our-opinion-counts brigade writing something about how awful, stupid, passé, dumb, rude, uninteresting or otherwise unacceptable blogs are. My unwanted advice to such writers is that if blogs really are as uncaptivating as you keep saying, and are as rapidly on their way to oblivion as you keep breathlessly announcing, then stop writing about them.”
Ada kebutuhan akan supervisi dan pengawasan. Ada kebutuhan akan seleksi dan standar penulisan. Ada kebutuhan akan bimbingan dan pengarahan. Dan yang terakhir, ada kebutuhan akan kode etik yang harus dipenuhi oleh semua blogger.

Apa harapan bagi kemajuan blog?

Adanya media penyedia layanan filter blog seperti Kompasiana, yang baru-baru ini mengusung semboyan beyond blogging, memberikan harapan akan sebuah revolusi dalam dunia blogging. Di tengah maraknya blog yang giat menyebarkan hoax, black campaign, negative campaign, dan narsism ada sebersit keinginan akan pengaturan serta pengelolaan media blog secara lebih baik. 
Perlu adanya kode etik yang dijunjung oleh para blogger. Saya ingin mengutip pendapat dari Martin Kuhn (2005), bahwa etika bukanlah menyensor. Tidak ada seorang pun yang pernah mengatakan bahwa kita tidak boleh menulis apa saja yang kita ingin tulis. Masalahnya adalah: apakah kita berbohong kepada publik?
Perbaikan dalam hal pengelolaan dan pengawasan mutlak diperlukan supaya di masa-masa mendatang, Kompasiana mampu memenuhi tujuan ideal dari suatu blog, yaitu: 
1) sebagai alat untuk mengecek kebenaran berita sebagaimana yang ditulis oleh media mainstream
2) membawa cerita-cerita dan opini-opini publik yang tidak bisa dipublikasikan melalui media mainstream, 
3) menjadi bentuk dan format baru citizen journalism
4) memberikan medium bagi kaum minoritas untuk dapat mengutarakan gagasannya, 
5) memberikan ruang bagi publik untuk dapat mengekspresikan diri, 
6) memberikan data-data pelengkap dan penunjang bagi media mainstream
7) sebagai panggung aktivitas sosial politik, 
8) memberikan konsumen peluang untuk mengajukan ide, pendapat, atau tanggapan mengenai suatu produk, 
9) membantu pembaca untuk memahami kondisi regional maupun internasional melalui kolom opini atau editorial, 
10) mengelola jaringan sosial yang lebih edukatif dan bertanggung jawab. 
Hanya dengan perbaikan dalam hal pengelolaan dan pengawasan, semboyan beyond blogging akan dapat terealisasi. Mari menulis untuk Indonesia yang lebih baik.


EmoticonEmoticon