Situs mikroblog Twitter menderita kerugian bersih US$645 juta pada 2013 atau sekitar Rp7,9 triliun.
Pengumuman ini hanya berselang tiga bulan setelah sahamnya resmi
diperdagangkan di Bursa Saham New York. Kerugian sudah
diprediksi oleh para analis yang menggarisbawahi bahwa Twitter - walau
merugi - juga mencatatkan kenaikan pendapatan signifikan, yaitu baik
110% menjadi US$665 juta tahun lalu. Namun, hal yang mengkhawatirkan bagi investor adalah perlambatan pertumbuhan jumlah pengguna. Twitter rata-rata memiliki 241 juta pengguna pada kuartal terakhir tahun 2013, naik hanya sekitar 3,8% dari kuartal sebelumnya.
Dominasi Twitter dipertanyakan
Ini merepresentasikan perlambatan jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan sebesar 10% pada awal 2013. Pengguna juga dilaporkan lebih jarang membuka akun mereka, dengan turunnya angka Timeline view sekitar 7%. "Laporan
ini mempertanyakan seberapa dominan Twitter sebagai sebuah platform,"
kata Arvind Bhatia, analis dari Sterne, Agee & Leach. Saham Twitter ditutup turun sebesar 12% pada Rabu (05/02) kemarin. Nate
Elliott, analis dari Forrester, mengatakan kepada AFP: "Jika anda tidak
memiliki kedekatan dengan pengguna sebagai dasarnya, anda tidak lagi
memiliki sebuah bisnis. Mereka harus lebih baik dalam meraih pengguna,
itu adalah intinya."
Sumber : BBC.com
EmoticonEmoticon