Mengenal Gen Z, Generasi yang Dianggap Manja



Apakah kamu lahir di tahun 1995 - 2010? Kalau iya, tandanya kamu termasuk generasi Z. Yuk, cari tahu karakteristik dan kekurangan gen Z!

Tahun silih berganti, maka generasi baru pun lahir ke dunia. Ada yang bilang, kalau generasi zaman sekarang itu manja, maunya serba instan, dan healing melulu. Apa benar demikian? Pasti kamu yang baca ini pernah deh dibanding-bandingkan dengan generasi sebelumnya, terlebih orangtua kita sendiri.

"Ah, gitu aja ngeluh. Waktu Mama seumuran kamu nggak ada tuh overthinking,"

"Waktu Papa sekolah, bebannya lebih berat. Nggak ada ojek online, harus lewatin sawah, mendaki gunung, menerjang badai,"

Waduh. Si Papa temennya Dora The Explorer apa gimana sampai naik gunung segala?

Oke, oke, kembali ke pembahasan soal Gen Z. Jadi, setelah Gen Y atau Millennial, muncul generasi baru yang dinamakan Generasi Z. Generasi ini lahir di antara tahun 1995 sampai 2010. Artinya, saat ini, gen Z berusia 12 tahun sampai 27 tahun, duduk di bangku sekolah, kuliah, dan ada pula yang sudah bekerja atau baru menikah.

Karakteristik  Generasi Z

Kenapa sih dinamakan gen Z? Jawabannya sederhana. Karena generasi sebelumnya adalah Gen X dan Y, maka generasi yang lahir setelahnya disebut generasi Z. Sesuai dengan abjad gitu lho. Nah, gen Z ini punya adik, namanya generasi Alpha. Jadi, setelah huruf Z, balik lagi ke abjad A ya teman-teman.

Generasi Z, khususnya aku sendiri (hehehe), punya ciri-ciri yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh McKinsey, kita-kita ini lebih melek teknologi, kreatif, menerima perbedaan di sekitar, peduli terhadap masalah sosial, dan senang berekspresi baik di dunia maya maupun realita. Bahas satu persatu, yuk!

1. Melek Teknologi

Atau bahasa kerennya 'tech savvy'. Generasi Z tumbuh di era teknologi sedang berkembang dengan pesat. Internet, media sosial, aplikasi pesan makan, aplikasi transportasi, aplikasi kencan online, dan masih banyak lagi. Bahkan, gen Z di Indonesia menempati posisi teratas yang paling banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di Internet. Rata-rata 7 sampai 13 jam setiap harinya.

 2. Kreatif

Coba deh, kamu tanya ke orangtua atau kakek nenekmu. Dulu, cita-cita mereka mau jadi apa? Mungkin jawabannya nggak jauh dari dokter, PNS, pilot, atau arsitek. Nah, berkat kehadiran internet, generasi kita jauh lebih kreatif dalam menghasilkan uang, khususnya yang berhubungan dengan industri kreatif. Seperti content creatorpodcastervlogger, sampai mendirikan perusahaan rintisan (start-up) sendiri. 

 3. Menerima Perbedaan 

Karakter gen Z selanjutnya yaitu mampu menerima perbedaan di sekitar. Entah itu agama, suku, ras, adat istiadat, dan sebagainya. Terbukanya akses informasi membuat generasi kita lebih mudah untuk belajar dan memahami sebab-akibat perbedaan yang timbul. Gen Z juga nggak masalah bergaul dengan kelompok yang berbeda dengannya. Kalau kata anak Jaksel sih, namanya open minded.

4. Peduli terhadap Sesama

"Twitter please do your magic"

Meskipun lebih sering rebahan sambil scrolling, bukan berarti Generasi Z jadi apatis. Justru, mereka ini paling cepat dalam urusan menyebarkan informasi dan mencari solusi. Misalnya nih, ada kakek-kakek yang jualan kue di stasiun, Gen Z bisa aja mengunggah foto si kakek di media sosial dan ramai-ramai menggalang donasi. Hal ini selaras dengan julukan 'The Communaholic' yaitu terlibat dalam komunitas dan teknologi untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

 5. Senang Berekspresi 

Gen Z juga dijuluki sebagai 'The Undefined ID'. Mereka gemar berekspresi untuk menemukan jati diri. Contohnya, pergelaran Citayem Fashion Week yang diisi oleh remaja Jabodetabek untuk menunjukkan gaya berbusana mereka. Selain itu, Gen Z juga berusaha membangun self branding di media sosial. Ada yang suka OOTD, hobi olahraga, sampai mencoba makanan di segala penjuru. Semuanya diabadikan lewat Tiktok, YouTube, atau Instagram Story.

Kekurangan Generasi Z

Tak ada yang sempurna, termasuk Gen Z. Generasi ini bukanlah yang terbaik dari generasi yang ada. Karena, generasi Z memiliki beberapa kekurangan yang menjadi penyebab Gen Z dibenci oleh generasi sebelumnya. 

 1. FOMO

Kekurangan Gen Z yang pertama adalah FOMO atau Fear of Missing Out. Generasi Z dikenal sebagai generasi yang bergantung kepada teknologi, khususnya internet dan media sosial. Setiap harinya, Gen Z disuguhkan oleh berbagai informasi, termasuk apa yang sedang tren hari ini. Mereka bisa merasa kuper, takut dicap nggak gaul, dan cemas jika belum mencoba tren yang ada di internet.

2. Kecemasan dan Tingkat Stres yang Tinggi

Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association, stres yang dialami Gen Z disebabkan karena pandemi, ketidakpastian mengenai masa depan, berita buruk di internet, dan media sosial. Gen Z mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap kehidupan pribadi mereka, sehingga jika tidak berjalan sesuai keinginan akan memicu timbulnya stres. Tak dipungkiri, media sosial telah menciptakan standar dalam berbagai aspek. Kapan waktu yang tepat untuk lulus, bekerja, menikah, dan mempunyai anak. Bagi yang belum mencapainya, hal ini menjadi faktor kecemasan atau anxiety.

3. Mudah Mengeluh dan Self Proclaimed

Meskipun punya kemampuan untuk mencari informasi dari berbagai sumber, kenyataannya Gen Z terlalu cepat menyerap dan mencocokan informasi dengan yang mereka rasakan. Seperti melabeli diri sebagai pengidap bipolar, membatasi pergaulan karena introvert, dan sebagainya. Generasi Z menjadikan hal ini sebagai hambatan untuk maju. Gen Z juga disebut sebagai generasi strawberry karena terkesan manja dan mudah tertekan.

Cara Menjadi Gen Z yang Lebih Baik

Kita sudah membahas karakteristik dan kekurangan Gen Z. Kira-kira sesuai nggak nih sama apa yang kamu jalani sekarang? Kalau aku sih iya, hahaha. Tapi, tenang aja, ada berbagai tips untuk menjadi generasi Z yang lebih baik!

 1. Kurangi Ekspektasi

Entah itu perkuliahan, pasangan, atau masa depan. Di dalam hidup ada beberapa hal yang nggak bisa kontrol, alias let it flow aja. Tetap berusaha, berbuat baik pada sesama, dan berdoa pada Tuhan.

 2. Hargai Setiap Prosesnya

Gagal berkali-kali atau dipandang sebelah mata itu nggak apa-apa kok. Jangan terbuai dengan postingan kesuksesan orang lain di media sosial. Memang sih,  setiap orang memiliki privilege yang berbeda. Tapi, bukan berarti kamu nggak bisa menciptakan hidup terbaik versimu sendiri.

 3. Komunikasi ke Profesional

Rasa cemas, stres, atau quarter life crisis mungkin jadi makanan sehari-hari Gen Z. Aku selalu ingatkan untuk menghubungi layanan konseling atau psikolog profesional supaya kamu tetap bisa beraktivitas dengan nyaman. Hindari self diagnosis dan konsumsi obat-obatan tanpa pengawasan dari psikiater.

4. Beri Afirmasi Positif pada Diri Sendiri

Afirmasi positif dapat diartikan sebagai pujian. Bukan narsis, tapi menghargai apa yang sudah kamu lakukan selama ini. Kamu bisa membuat jurnal untuk menulis hal-hal yang membuat kamu bersyukur. Small progress still a progress.

5. Menjaga Privasi 

Berekspresi di media sosial sah-sah saja. Namun, tetap perhatikan privasi sebelum mengunggah konten ke internet ya. Pikirkan kembali apakah yang kamu unggah akan berdampak pada hidupmu di masa depan atau justru menyakiti orang lain. Jejak digital itu seram, lho, 

Itu tadi pembahasan mengenai Gen Z, mulai dari pengertian, kelebihan, kelemahan, dan cara menjadi Generasi Z yang lebih baik.


EmoticonEmoticon