Rosululloh diutus untuk menyucikan jiwa manusia dari pekatnya kotoran
jahiliyah yang melekat dan juga untuk membingkai ulang puing-puing hati,
yang sebelumnya bagaikan sarang laba-laba kebatilan. Lalu beliau
menyinarinya dengan sinar Islam dan mengentaskannya dari bawah timbunan
kebatilan. Jiwa manusia pun kokoh, sehat seperti sediakala, mengamalkan
apa saja yang diketahuinya baik perkara-perkara wajib maupun yang
sunnah. Alhasil, jiwa manusia ketika itu memimpin dan menjadi panglima,
hingga kurun waktu tertentu –sesuai dengan kehendak Alloh .
Namun setelah era mereka –generasi terdahulu–, datanglah
generasi baru yang dibuat buta oleh dunia. Akibatnya, mereka tidak mampu
melihat akhirat dan gagal beramal untuknya. Sedikit demi sedikit mereka
mulai enggan mengamalkan ajaran Islam. Mungkin saat ini sebagian besar
kaum Muslimin masih mengamalkan perkara yang wajib, namun hanya sedikit
dari mereka yang memperhatikan, mempelajari dan mengamalkan
amalan-amalan yang disunnahkan. Rosululloh diutus untuk menyucikan jiwa
manusia dari pekatnya kotoran jahiliyah yang melekat dan juga untuk
membingkai ulang puing-puing hati, yang sebelumnya bagaikan sarang
laba-laba kebatilan. Lalu beliau menyinarinya dengan sinar Islam dan
mengentaskannya dari bawah timbunan kebatilan. Jiwa manusia pun kokoh,
sehat seperti sediakala, mengamalkan apa saja yang diketahuinya baik
perkara-perkara wajib maupun yang sunnah. Alhasil, jiwa manusia ketika
itu memimpin dan menjadi panglima, hingga kurun waktu tertentu –sesuai dengan kehendak Alloh .
Berikut ini adalah sebagian kecil di antara amalan-amalan sunnah yang mulai ditinggalkan oleh kaum Muslimin:
1. Meruqyah diri sendiri atau keluarganya.
Dari ‘Aisyah ia berkata:
“Bahwa
Nabi meruqyah diri beliau sendiri dengan doa-doa perlindungan ketika
sakit, yaitu pada sakit yang menyebabkan pada wafatnya beliau. Ketika
kondisinya sudah mulai berat (sakitnya bertambah parah) maka akulah yang
meruqyah beliau dengan doa tersebut, aku usap tubuh beliau dengan
tangannya karena keberkahannya.” (HR. al-Bukhori)
2. Berdoa ketika mengenakan pakian baru.
Dari Abi Sa’id al-Khudri ia berkata:
“Rosululloh jika
mengenakan pakian baru, beliau menyebut nama Alloh , baik ketika
memakai gamis maupun sorban, kemudian beliau membaca, Ya Alloh, bagi-Mu
segala pujian, Engkau yang memberikan pakian ini kepadaku, aku memohon
kepada-Mu kebaikannya serta kebaikan yang karenanya pakain ini dibuat,
dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pakian ini serta keburukan
karenanya pakian ini dibuat.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
3. Mengucapkan salam.
Dari ‘Abdulloh bin Amr ia men-ceritakan:
“Seseorang
bertanya kepada Rosululloh ,“Islam bagaimankah yang paling baik?”
Beliau menjawab, “Engkau memberi makan (kepada yang membutuhkan) dan
mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal maupun yang tidak.” (HR. Muslim)
Dari Anas bin malik , ia berkata:
“Bahwa Rosululloh melewati anak-anak kecil dan beliau mengucapkan salam kepada mereka.” (HR. Muslim)
4. Berwudhu sebelum mandi besar.
Dari ‘Aisyah , ia berkata:
“Bahwa
Nabi , jika mandi karena berhadats besar (junub) beliau memulai dengan
membasuh kedua tangannya, kemudian berwudhu seperti wudhu ketika hendak
sholat, kemudian memasukkan jari-jemari ke air (bajana) dan
menyela-nyela rambut dengannya, setelah itu membasuh kepala dengan tiga
genggam tangan, setelah itu beliau menyiramkan air keseluruh tubuhnya.”(HR. al-Bukhori)
5. Mengamini imam dengan mengeraskan suara.
Dari Abu Huroiroh , ia berkata:
“jika imam mengucapkan ‘amin’ (setelah
membaca al-fatihah), maka ucapkanlah oleh kalian ‘amin’ karena siapa
yang ucapan ‘amin’ nya menyamai ucapan amin para malaikat, maka
di-ampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (al-Bukhari dan Muslim)
6. Mengeraskan suara ketika membaca dzikir setelah sholat.
Dalam
hadits shohih disebutkan bahwa orang-orang mengeraskan suara mereka
dengan bacaan dzikir ketika selesai sholat, perkara ini dilakukan pada
masa Nabi .
Ibnu Taimiyyah berkata: “Di-anjurkan mengeraskan bacaan dan membacah tasbih, tahmid, dan takbir setelah sholat.”
Sunnah
ini telah terputus pada ke-banyakan masjid sehingga tidak ada pembeda
antara kondisi masih sholat atau setelah imam membaca salam (selesai
sholat), karena semua orang diam dan tidak mengeraskan bacaan dzikir.
Ini
tidak berarti dianjurkannya dzikir secara bersama-sama. Yang
disunnahkan adalah masing-masing mengeraskan bacaan dzikirnya
sendiri-sendiri.
7. Membuat sutroh (penghalang) pada saat sholat fardhu maupun sunnah.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri , bahwa Rosululloh bersabda:
“Jika
salah seorang di antara kalian sholat, maka buatlah sutroh (di
hadapan-nya) dan hendaklah ia mendekatkan ke-padanya. Jangan ia
membiarkan seorang pun lewat di depannya (antara dia dan sutroh), jika
ada seseorang yang tetap ingin melewatinya, maka lawanlah (halangilah),
karena sesungguhnya ia adalah setan.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
8. Mengikuti bacaan muadzin.
Dari Abdullah bin Umar , bahwa ia mendengar Rosululloh bersabda:
“Jika
kalian mendengar muadzin (me-ngumandangkan adzan), maka ucapkanlah
seperti apa yang diucapkannya, kemudian bersholawatlah untukku, karena
barangsiapa yang ber-sholawat untukku satu kali, maka Alloh akan
bersholawat kepadanya sepuluh kali. Setelah itu mintalah wasilah
untukku, karena ia merupakan satu tempat (kedu-dukan) di surga yang
tidak dimasuki ke-cuali oleh seorang hamba dari hamba-hamba Alloh, dan
aku berharap akulah hamba tersebut. Siapa yang memintakan wasilah
kepada-ku, maka ia berhak mendapatkan syafaatku.” (HR. Muslim)
9. Berlomba-lomba untuk mengu-mandangkan adzan dan bersegera menuju sholat, serta berupaya untuk mendapatkan barisan per-tama.
Dari Abu Huroiroh , Rosululloh bersabda:
“Sekiranya
orang-orang tahu (pahala) apa yang terdapat pada adzan serta shaf
(barisan) pertama, kemudian masing-masing mereka tidak mendapatkannya
kecuali dengan undian, niscaya mereka akan melakukan undian. Dan
seandainya mereka tahu (pahala) apa yang terdapat dalam bersegera
menunaikan sholat, pasti mereka akan berlomba-lomba untuk men-jadi yang
pertama dalam menuju sholat. Dan seandainya mereka tahu (pahala) apa
yang terkandung dalam sholat Isya’ dan shubuh, niscaya mereka akan
mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
10. Mengibaskan tempat tidur ketika hendak tidur.
Dari Abu Huroiroh , Rosululloh bersabda:
“Jika
salah seorang dari kalian hendak berbaring di peraduannya, maka
hendaklah ia menggunakan ujung kainnya lalu kibaskanlah tempat tidur
dengannya, kemudian membaca nama Alloh, karena sebenarnya ia tidak tahu
ada apa dibaliknya. Jika ia hendak berbaring, maka berbaringlah di atas
sisi kanan badannya, dan ucapkanlah, ‘maha suci Engkau wahai Robbku,
dengan nama-Mu aku letakkan punggungku, dan dengan nama-Mu aku
mengangkat-nya (bangun). Jika engkau menahan nyawaku, maka ampunilah ia,
dan jika Engkau biarkan (Engkau hidupkan aku) maka peliharalah ia
dengan sesuatu yang dengannya Engkau memelihara ha-mba-hamba-Mu yang
sholih.” (HR. Muslim)
11. Bersegera untuk tidur malam (tidak begadang).
Begadang
tidak boleh dilakukan, kecuali demi suatu maslahat, seperti be-lajar,
mengobati orang sakit, dan sejenis-nya. Dalam Shohih, al-Bukhori dan
Muslim disebutkan bahwa Rosululloh membenci tidur sebelum Isya’ dan
berbincang-bincang setelahnya.”
Demikianlah di antara beberapa
amalan sunnah yang mulai ditinggalkan oleh kaum Muslimin karena mungkin
dianggap sepele atau tidak memiliki penge-tahuan tentangnya. Tentu saja
masih banyak amalan-amalan sunnah lain yang perlu diperhatikan dan
diamalkan oleh kaum Muslimin.
Semoga dengan pengamalan terhadap
perkara-perkara sunnah tersebut kita termasuk orang-orang yang telah
melaksanakan perintah Alloh . Alloh berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan.” Yaitu dengan mengamalkan seluruh ajarannya.
Wallohu a’lam.
1 komentar:
Best Slot Machines to Play Online in 2021 - Dr.MCD
Slot machine games can be 정읍 출장샵 played online with the 안동 출장마사지 following equipment: cardboard box 순천 출장샵 (and the 부천 출장샵 actual 충주 출장안마 game will be playable in your browser): A 3D computer monitor (for example
EmoticonEmoticon