3 Kunci Ampuh Move On Menurut Pandangan Islam

Dalam perjalanan kehidupan seseorang sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang bersifat membahagiakan dan juga ada hal-hal yang tidak menyenangkan. Kedua hal ini rupanya memiliki ujiannya masing-masing. 

Ketika kalian bahagia, kalian akan diuji seberapa besar kalian ingat kepada Allah SWT. Apakah kalian akan bersyukur atau melupakannya. Ketikan kalian berada dalam masa-masa sulit, Allah akan menguji kalian apakah kalian akan tetap berada di jalan yang benar untuk terus memohon pertolongannya dan berserah diri kepadaNya atau akan melupakannya. 

Move on sering kali erat kaitannya dengan hal-hal yang tidak menyenangkan seperti hilangnya sebuah kesempatan, hilangnya pasangan hidup yang sementara, hilangnya rezeki dan masih banyak hal-hal lainnya. Bagi sebagian besar dari kalian rupanya menyatakan bahwa Move On itu sulit karena sangat sulit untuk melepaskan kenangan indah bersama orang-orang terkasih dimasa lalu, namun pada kenyataanya kalian tidak boleh berada dalam kondisi bersedih yang berlarut-larut. 

Islam memberikan obat penawar dari hati yang sedang tidak dalam keadaan baik. Maka tiga kunci inilah yang mampu menjadi obat penawar bagi kalian yang ingin bersiap untuk Move on.

1. Ikhlas

Saat kalian memutuskan untuk mulai melanjutkan kehidupan, hal yang pertama dan menjadi modal kalian adalah keikhlasan. Mengapa keikhlasan menjadi modal utamanya?

Ikhlas adalah merelakan segala hal yang kita harapkan dan yang kita inginkan dikembalikan pada Allah SWT, pemilik segalanya. Ikhlas mengantarkan kita untuk lebih mudah menerima kenyataan bahwa apa yang telah kita rencanakan tidak terjadi sesuai dengan waktu yang kita harapkan. Ikhlas membuat hati terasa lebih tenang. Ikhlas merelakan diri kita diarahkan oleh Allah SWT sesuai dengan rencana terbaik milik-Nya. 

Jadi ketika kalian sudah mampu berdamai dengan masa lalu, memaafkan diri sendiri atas kesalahan dimasa lalu, memaafkan orang-orang terkait di masa lalu dan memaafkan segala hal yang berkaitan dengan masa lalu dan juga tidak akan mengungkit atau memperhitungkan kembali kejadian tersebut dimasa yang akan datang, maka Insyaallah kalian sudah mulai ikhlas. 

Ikhlas tidak hanya terucap di bibir saja, tetapi ikhlas yang sebenarnya adalah yang tercermin dari perbuatan. Seperti pada surat Al-Ikhlas, surat tersebut tidak menyisipkan kata ikhlas diatara permulaan hingga akhir surat tersebut. Dengan maksud tersirat bahwa ikhlas yang sebenarnya tidak terucap pada sebuah kata melaikan perbuatan. 

Ikhlas yang sesungguhnya membuat kalian siap untuk menerima takdir kehidupan selanjutnya tanpa memiliki beban dalam hati. Jadi jika kalian sudah mengatakan ikhlas namun ada kata "tapi" sebagai alasan penyangkalan masa lalu, maka kalian belum ikhlas dalam arti yang sebenarnya.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya, dan adalah keadaannya itu melewati batas. [Al Kahfi : 28].

2. Mendekatkan diri pada Allah SWT

Mendekatkan diri kepada Allah SWT sangat mudah dan sangat banyak pula cara untuk semakin mendekatkan diri padanya. Beberapa cara yang sering dilakukan adalah dengan cara shalat, berdoa, berzikir, berserah diri dan lain sebagainya. 

Memperbaiki diri dengan cara berhijrah ke jalan yang lebih baik yaitu mulai mengamalkan sunnah-sunnah yang telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW juga menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Semakin mencoba untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT maka akan semakin tenang hati kalian dan sedikit demi sedikit akan mulai tergerus fdari perasaan kesepian, keraguan, kehilangan dan perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan lainnya.


3. Fokus terhadap kehidupan diri sendiri

Ketika kalian sudah memilih untuk bangkit dari situasi yang tidak menyenangkan tersebut, sebaiknya kalian fokus terhadap diri sendiri. Hilangkan kebiasaan tetap ingin mengetahui kabar, kebiasaan dan hal-hal lainnya yang berhubungan erat dengan seseorang di masa lalu. 

Semakin kebiasaan itu dilakukan, maka akan semakin sulit untuk kalian bangkit dan mulai menjalani lembar kehidupan baru. Sebaliknya, fokuslah pada diri sendiri. Sadarlah bahwa ada banyak sekali hal yang belum kalian lakukan saat bersamanya. Ada banyak mimpi, cita-cita, harapan yang masih harus kalian raih. Dan tentunya masih ada orang-orang terkasih lainnya yang harus kalian bahagiakan terutama orang tua. 

Anggaplah bahwa masa kehilangan orang terkasih adalah masa dimana kalian diberikan kesempatan kedua untuk mencoba meraih mimpi, harapan, cita-cita dan hal-hal lainnya yang kalian inginkan. Maka dengan demikian kalian tidak akan membutuhkan waktu lama untuk meratapi nasib dalam kesedihan karena kalian sadar bahwa waktu bergulir cepat dan tidak akan berhenti menanti kesedihan kalian mereda. 

Bukalah mata dan gunakan pikiran kalian dengan baik. Dunia tidak sekecil yang kalian bayangkan jika tanpanya. Ada banyak peluang untuk mewujudkan hal-hal yang kalian inginkan tanpa harus menyertakan dia di dalamnya. 

Ingatlah bahwa kalian lahir ke dunia sendiri, tanpa mengenal siapa-siapa kecuali Allah SWT dan orang tua kalian dan kalian pun akan mati sendiri dan pertanggungjawaban tentang kehidupan pun sendiri. Lalu mengapa kalian merasa takut untuk hidup di dunia sendiri untuk sementara waktu hingga Allah SWT menghadirkan orang yang tepat bagi kalian? 

Yakinlah pada Allah SWT akan rancangan hidup seseorang karena Allah SWT maha sebaik-baiknya pembuat rencana.

Nah Moeslemates... 

Itu tadi tiga tips yang bisa menjadi cara kalian untuk memulai lembar kehidupan baru dengan hati dan pribadi yang lebih postitf. Jika kalian masih merasa ragu, maka kembalikanlah seluruh jalan kehidupan kalian pada pemilik kehidupan, Allah SWT.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata :

Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.